NIM :2107120129
I. LATAR BELAKANG
Merupakan suatu hal yang lumrah apabila selalu menginginkan keuntungan dibanding kerugian dalam hidupnya. Karena manusia sebagai mahluk ekonomi memiliki kebutuhan dalam hidupnya yang tidak pernah terpuaskan.
Para investor tentunya ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang keadaan keuangannya sehat. Salah satu tolak ukur bahwa perusahaan tersebut sehat adalah perusahaan menghasilkan laba yang besar. Sehingga investor tersebut pun mendapatkan keuntungan yang besar pula. Hal ini berimbas pada perusahaan agar bisa meningkatkan labanya.
Oleh karena itu, perusahaan akan selalu memperhatikan keadaan keuangan atau dana yang dimiliki di masa lalu, sekarang dan prediksi di masa yang akan datang. Salah satu alat yang digunakan untuk memonitor adalah laporan keuangan laba rugi. Maka dari itu, bukan hanya perusahaan besar saja yang diharuskan memiliki laporan laba rugi. Perusahaan kecil seperti toko, warung, bahkan keuangan pribadi pun harus dilengkapi dengan laporan keuangan meskipun bentuknya sangat sederhana, agar bisa mengatur keuangan sehingga tidak menimbulkan kerugian atau seperti pepatah mengatakan “besar pasak daripada tiang”.
Singkatnya, informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yaitu pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian, membantu para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan.
II. PENGERTIAN LABA
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Laba).
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintatik dan pragmatik.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.
III. PENGERTIAN RUGI
Rugi adalah loss yaitu (KERUGIAN), jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima; dalam asuransi dapat pula diartikan sebagai besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh penanggung kepada tertanggung atas terjadinya hal yang diasuransikan. (http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/rugi.aspx//)
IV. LAPORAN LABA RUGIA. PENGERTIAN LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. (http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi)
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan. (Modul Akuntansi Keuangan I, Politeknik Telkom Bandung, 2009)
Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan serta mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang di dapat dalam suatu periode.
B. KETERBATASAN LAPORAN LABA RUGI
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Donald E. Kieso, dkk (2002,151) mengemukakan keterbatasan laporan laba rugi, diantaranya adalah:
1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu ketika menentukan laba, meskipun pengaruh dari pos-pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja entitas dari satu titik waktu ke titik waktu lainnya. Sebagai contoh, keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas investasi tertentu tidak dicatat dalam laporan laba rugi. Apabila terdapat ketidakpastian bahwa perubahan nilai tersebut akan betul-betul terealisasi. Sampai saat ini kerangka kerja umum yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan jenis-jenis nilai ini belum tersedia.
2. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memilih untuk menyusutkan aktiva pabriknya atas dasar dipercepat, sementara perusahaan lainnya memilih penyusutan garis lurus. Dengan mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba dari perusahaan pertama akan lebih rendah dibanding perusahaan kedua, sekalipun kedua perusahaan itu pada dasarnya identik.
3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin mengestimasi umur manfaat suatu aktiva selama dua puluh tahun, sementara perusahaan lainnya memilih umur manfaat lima belas tahun untuk jenis aktiva yang sama. Demikian juga, sejumlah peruasahaan mungkin membuat estimasi yang terlalu optimis untuk biaya garansi masa depan danpenghapusan pitang tak tertagih, sehingga menciptakan beban yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi.
Singkatnya, beberapa keterbatasan laporan laba rugi akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
C. FORMAT LAPORAN LABA RUGI Laba bersih berasal dai transaksi pendapatan, beban ,keuntungan, dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi. Metode pengukuran laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction approach) karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi selama periode akuntansi. Laba juga dapat diklasifikasikan menurut pelanggan, lini produk, atau fungsi, atau menurut kategori operasi dan non operasi, berlanjut dan dihentikan, serta biasa dan tidak biasa. Definisi yang lebih formal untuk pos-pos yang berhubungan dengan laba,yang dikenal sebagai unsur-unsur utama laporan laba rugi,menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield (2002,151) adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan
Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya (kombinasi dari keduannya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
2. Beban
Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
3. Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
4. Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau dristibusi kepada pemilik.
V. BENTUK LAPORAN LABA RUGI Menurut Reskino (2011,2), ada 2 bentuk laporan laba rugi, yaitu:
A. Laporan laba rugi bentuk langsung
Laporan laba rugi bentuk langsung hanya ada dua pengelompokan, yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keuntungan utama format langsung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul.
B. Laporan laba rugi bentuk bertahap
Klasifikasi lanjutannya meliputi:
a. Pemisahan aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan biasanya menyajikan angka laba dari operasi dan kemudian bagian-bagian yang berjudul “pendapatan dan keuntungan lain” serta “beban dan kerugian lain”. Kategori lainnya inimeliputi pendapatan bunga dan beban bunga, keuntungan atau kerugian dari penjualanpos rupa-rupa dan dividen yang diterima.
b. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufactur, penjualan dan administrasi. Hal ini yang memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya dan dengan biaya departemen lainnya pada tahun yang sama.
IV. UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA RUGI
Jika yang dipakai adalah laporan laba rugi bertahap, maka sebagian atau semua bagian atau sub bagian berikut mungkin disajikan, Donald E.Kieso, dkk (2002:157) menjabarkannaya sebagai berikut:
1. Bagian Operasi
Bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan.
a. Bagian Penjualan atau Pendapatan.
Sub bagian yang menyajikan penjualan,diskon, retur penjualan, harga dan informasi lainnya yangberhubungan. Tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih pendapatan penjualan.
b. Bagian Harga Pokok Penjualan
Sub bagian yang memperlihatkan harga pokok barang yang dijual untuk mendapatkan penjualan.
c. Beban Penjualan
Sub bagian yang mencantumkan daftar beban-beban yang berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan penjualan.
d. Beban Administrasi atau Umum
Sun bagian yang melaporkan beban-beban administrasi umum.
2. Bagian Nonoperasi
Laporan pendapatan dan beban yang berasal dari aktivitas sekunder atau tambahandari perusahaan. Selain itu, keuntungan dan kerugian khusus yang jarang muncul atau tidak biasa, tetapi tidak keduanya, biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini. Umumnya pos-pos ini dibagi menjadi dua sub bagian utama:
a. Pendapatan dan Keuntungan Lain
Daftar pendapatan yang dihasilkan atau keuntungan yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari beban yang terkait.
b. Beban dan Kerugian Lain
Daftar beban atau kerugian yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan yang berhubungan.
3. Pajak Penghasilan
Bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan federal dan negara bagian yang dikenakan atas laba dari operasi berlanjut.
4. Operasi yang Dihentikan
Keuntungan atau kerugian material yang berasal dari disposisi segmen bisnis.
5. Pos-pos Luar Biasa
Keuntungan dan kerugian material yang bersifat tidak biasa dan jarang terjadi.
Meskipun isi dari bagian operasi selalu sama, namun urutan penyajiannya tidak selalu sama seperti yang diuraikan di atas. Pembagian di atas memakai klasifikasi beban alami (naturak expense classification) dan umumnya dipergunakan oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang dalam perdagangan besar. Klasifikasi beban operasi lainnya yang direkomendasikan untuk toko-toko ritel adalah klasifikasi beban fungsional (functional expense classification) yang terdiri dari beban administrasi, hunian, publisitas, pembelian dan penjualan.
Biasanya, laporan keuangan yang disajikan kepada pemakai eksternal tidak seribci laporan manajemen internal. Laporan internal cenderung memiliki lebih banyak kategori beban, biasanya dikelompokan sepanjang lini pertanggungjawaban. Rincian ini memungkinkan manajemen puncak untuk menilai kinerja para stafnya.
Apakah laporan laba rugi bentuk langsung atau bertahap yang digunakan, transaksi tidak biasa seperti operasi yang dihentikan, pos-pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan secara terpisah sesudah laba dari operasi berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, dkk, (2002), Akuntansi Intermediate, Erlangga, Jakarta
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/rugi.aspx
http://id.wikipedia.org/wiki/Laba
http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi
, (2009), Modul Akuntansi Keuangan I, Politeknik Telkom Bandung, Bandung
Reskino, (2012), Akuntansi Keuangan Menengah, Pusat Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta
I. LATAR BELAKANG
Merupakan suatu hal yang lumrah apabila selalu menginginkan keuntungan dibanding kerugian dalam hidupnya. Karena manusia sebagai mahluk ekonomi memiliki kebutuhan dalam hidupnya yang tidak pernah terpuaskan.
Begitu pula seorang investor atau suatu perusahaan menginginkan dana yang dimilikinya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan tingkat keuntungan tertentu di saat ini maupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu, mereka akan berhati-hati dalam mengelola dana yang dimilikinya. Sesuai prinsip ekonomi yaitu “dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu, atau dengan pengorbanan tertentu untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin”.
Para investor tentunya ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang keadaan keuangannya sehat. Salah satu tolak ukur bahwa perusahaan tersebut sehat adalah perusahaan menghasilkan laba yang besar. Sehingga investor tersebut pun mendapatkan keuntungan yang besar pula. Hal ini berimbas pada perusahaan agar bisa meningkatkan labanya.
Oleh karena itu, perusahaan akan selalu memperhatikan keadaan keuangan atau dana yang dimiliki di masa lalu, sekarang dan prediksi di masa yang akan datang. Salah satu alat yang digunakan untuk memonitor adalah laporan keuangan laba rugi. Maka dari itu, bukan hanya perusahaan besar saja yang diharuskan memiliki laporan laba rugi. Perusahaan kecil seperti toko, warung, bahkan keuangan pribadi pun harus dilengkapi dengan laporan keuangan meskipun bentuknya sangat sederhana, agar bisa mengatur keuangan sehingga tidak menimbulkan kerugian atau seperti pepatah mengatakan “besar pasak daripada tiang”.
Singkatnya, informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yaitu pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian, membantu para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan.
II. PENGERTIAN LABA
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Laba).
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintatik dan pragmatik.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.
Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.
III. PENGERTIAN RUGI
Rugi adalah loss yaitu (KERUGIAN), jumlah pengeluaran atau biaya yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima; dalam asuransi dapat pula diartikan sebagai besarnya pembayaran yang harus diberikan oleh penanggung kepada tertanggung atas terjadinya hal yang diasuransikan. (http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/rugi.aspx//)
IV. LAPORAN LABA RUGIA. PENGERTIAN LAPORAN LABA RUGI Laporan laba rugi (Inggris: Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. (http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi)
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan. (Modul Akuntansi Keuangan I, Politeknik Telkom Bandung, 2009)
Peran dari laporan laba rugi adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan serta mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang di dapat dalam suatu periode.
B. KETERBATASAN LAPORAN LABA RUGI
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Donald E. Kieso, dkk (2002,151) mengemukakan keterbatasan laporan laba rugi, diantaranya adalah:
1. Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu ketika menentukan laba, meskipun pengaruh dari pos-pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja entitas dari satu titik waktu ke titik waktu lainnya. Sebagai contoh, keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas sekuritas investasi tertentu tidak dicatat dalam laporan laba rugi. Apabila terdapat ketidakpastian bahwa perubahan nilai tersebut akan betul-betul terealisasi. Sampai saat ini kerangka kerja umum yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan jenis-jenis nilai ini belum tersedia.
2. Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memilih untuk menyusutkan aktiva pabriknya atas dasar dipercepat, sementara perusahaan lainnya memilih penyusutan garis lurus. Dengan mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba dari perusahaan pertama akan lebih rendah dibanding perusahaan kedua, sekalipun kedua perusahaan itu pada dasarnya identik.
3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin mengestimasi umur manfaat suatu aktiva selama dua puluh tahun, sementara perusahaan lainnya memilih umur manfaat lima belas tahun untuk jenis aktiva yang sama. Demikian juga, sejumlah peruasahaan mungkin membuat estimasi yang terlalu optimis untuk biaya garansi masa depan danpenghapusan pitang tak tertagih, sehingga menciptakan beban yang lebih rendah dan laba yang lebih tinggi.
Singkatnya, beberapa keterbatasan laporan laba rugi akan mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.
C. FORMAT LAPORAN LABA RUGI Laba bersih berasal dai transaksi pendapatan, beban ,keuntungan, dan kerugian. Transaksi-transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba rugi. Metode pengukuran laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction approach) karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi selama periode akuntansi. Laba juga dapat diklasifikasikan menurut pelanggan, lini produk, atau fungsi, atau menurut kategori operasi dan non operasi, berlanjut dan dihentikan, serta biasa dan tidak biasa. Definisi yang lebih formal untuk pos-pos yang berhubungan dengan laba,yang dikenal sebagai unsur-unsur utama laporan laba rugi,menurut Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield (2002,151) adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan
Arus masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajibannya (kombinasi dari keduannya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
2. Beban
Arus keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan.
3. Keuntungan
Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
4. Kerugian
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau dristibusi kepada pemilik.
V. BENTUK LAPORAN LABA RUGI Menurut Reskino (2011,2), ada 2 bentuk laporan laba rugi, yaitu:
A. Laporan laba rugi bentuk langsung
Laporan laba rugi bentuk langsung hanya ada dua pengelompokan, yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau rugi bersih. Istilah “langsung” muncul karena perhitungan laba bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keuntungan utama format langsung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul.
B. Laporan laba rugi bentuk bertahap
Klasifikasi lanjutannya meliputi:
a. Pemisahan aktivitas operasi dan non operasi perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan biasanya menyajikan angka laba dari operasi dan kemudian bagian-bagian yang berjudul “pendapatan dan keuntungan lain” serta “beban dan kerugian lain”. Kategori lainnya inimeliputi pendapatan bunga dan beban bunga, keuntungan atau kerugian dari penjualanpos rupa-rupa dan dividen yang diterima.
b. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau manufactur, penjualan dan administrasi. Hal ini yang memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya tahun sebelumnya dan dengan biaya departemen lainnya pada tahun yang sama.
IV. UNSUR-UNSUR LAPORAN LABA RUGI
Jika yang dipakai adalah laporan laba rugi bertahap, maka sebagian atau semua bagian atau sub bagian berikut mungkin disajikan, Donald E.Kieso, dkk (2002:157) menjabarkannaya sebagai berikut:
1. Bagian Operasi
Bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan.
a. Bagian Penjualan atau Pendapatan.
Sub bagian yang menyajikan penjualan,diskon, retur penjualan, harga dan informasi lainnya yangberhubungan. Tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih pendapatan penjualan.
b. Bagian Harga Pokok Penjualan
Sub bagian yang memperlihatkan harga pokok barang yang dijual untuk mendapatkan penjualan.
c. Beban Penjualan
Sub bagian yang mencantumkan daftar beban-beban yang berasal dari upaya perusahaan untuk melakukan penjualan.
d. Beban Administrasi atau Umum
Sun bagian yang melaporkan beban-beban administrasi umum.
2. Bagian Nonoperasi
Laporan pendapatan dan beban yang berasal dari aktivitas sekunder atau tambahandari perusahaan. Selain itu, keuntungan dan kerugian khusus yang jarang muncul atau tidak biasa, tetapi tidak keduanya, biasanya juga dilaporkan dalam bagian ini. Umumnya pos-pos ini dibagi menjadi dua sub bagian utama:
a. Pendapatan dan Keuntungan Lain
Daftar pendapatan yang dihasilkan atau keuntungan yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari beban yang terkait.
b. Beban dan Kerugian Lain
Daftar beban atau kerugian yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan yang berhubungan.
3. Pajak Penghasilan
Bagian pendek yang melaporkan pajak penghasilan federal dan negara bagian yang dikenakan atas laba dari operasi berlanjut.
4. Operasi yang Dihentikan
Keuntungan atau kerugian material yang berasal dari disposisi segmen bisnis.
5. Pos-pos Luar Biasa
Keuntungan dan kerugian material yang bersifat tidak biasa dan jarang terjadi.
Meskipun isi dari bagian operasi selalu sama, namun urutan penyajiannya tidak selalu sama seperti yang diuraikan di atas. Pembagian di atas memakai klasifikasi beban alami (naturak expense classification) dan umumnya dipergunakan oleh perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang dalam perdagangan besar. Klasifikasi beban operasi lainnya yang direkomendasikan untuk toko-toko ritel adalah klasifikasi beban fungsional (functional expense classification) yang terdiri dari beban administrasi, hunian, publisitas, pembelian dan penjualan.
Biasanya, laporan keuangan yang disajikan kepada pemakai eksternal tidak seribci laporan manajemen internal. Laporan internal cenderung memiliki lebih banyak kategori beban, biasanya dikelompokan sepanjang lini pertanggungjawaban. Rincian ini memungkinkan manajemen puncak untuk menilai kinerja para stafnya.
Apakah laporan laba rugi bentuk langsung atau bertahap yang digunakan, transaksi tidak biasa seperti operasi yang dihentikan, pos-pos luar biasa dan pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi harus dilaporkan secara terpisah sesudah laba dari operasi berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Donald E. Kieso, dkk, (2002), Akuntansi Intermediate, Erlangga, Jakarta
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/rugi.aspx
http://id.wikipedia.org/wiki/Laba
http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_laba_rugi
, (2009), Modul Akuntansi Keuangan I, Politeknik Telkom Bandung, Bandung
Reskino, (2012), Akuntansi Keuangan Menengah, Pusat Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta
Thanks sob artikelnya, cek juga sob aplikasi akuntansi geratis buatan anak Indonesia di kiper.co.id
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus